Sudah hampir 1 minggu ini, Ree "kucing-kucingan" dengan Pak Karebet, habisnya tiap ketemu tak lain dan tak bukan selalu "meneror" report dari PARE. Capek kejar-kejaran akhirnya Ree yang mundur teratur mulai mengetik cerita tentang Pare itu. Entahlah ini mau dinamakan report atau catatan perjalanan pokoknya seharian ini saya hanya mengetik apa yang saya ingat.
Dan inilah ini!
9.2.13
26.11.12
My DECISION
-->
Boarding, 25
nov 2012
“ Sejatinya hidup ini adalah entitas
dari pilihan-pilihan”-Me-
Mau tak mau akhirnya
keputusan harus di ambil, hidup ini hanya ada 2 pilihan “take it or leave it”
dan pada pilihan ini Ree mengambil opsi Take it!
Masih ingat
di awal November ini Bu Fath dan juga Pak Muhib menawarkan to be Muaddibah;
semacam pengurus, wali, pengasuhan santri or semacam itulah, dan otomatis harus
tinggal di boarding juga dengan segala hak dan kewajiban.
GALAU, itulah
perasaan pertama yang kurasakan. Sampai-sampai aku harus konsultasi dengan
mantan Muaddibah, my Homemates-teh Elis-, dan juga AJM ku bu Fitry. Bukan
apa-apa sih hanya saja inikan terkait dengan keseharian saya, gerak dakwah saya
kedepannya dll.
2 minggu
berlalu aku belum juga bergeming tuk meniggalkan sweet room, and then datanglah
Pak Adi Maretnas-yayasan yang mengurusi SDM- menghampiriku ke kantor. Dan dengan
gaya khasnya yang santai
“Bu Arin
kumaha udah tinggal di asrama belum?”
Waduh rasanya
gak enak banget sampai didatangi yayasan. Dan terjadilah akad kerja itu plus
permintaan saya tuk mencoba beberapa bulan dulu.
Hmmmm Melangkahkan
kaki ke tempat baru pastinya ada rasa sedih yang menyusup. 5 bulan saya tinggal
bersama keluarga kecil itu, keluarga yang sudah kuanggap keluargaku; Teh Elis,
Zaky (7) dan Gina (4). Keluarga yang darinya aku juga belajar secara tidak
langsung tentang arti keluarga (mendidik, merawat dll).
Alaa kulli
hal semoga inilah keputusan terbaik, yang pastinya aku sudah berjanji tuk tetap
menjaga silaturrahmi. Dan harapku Allah kan selalu memberikan kebaikan disetiap
keputusan ini. Aza-aza fighting! :)
29.10.12
PERANTAU-MERANTAU
PERANTAU-MERANTAU
Bogor, 26 Oktober 2012
08.00 p.m
Beuggghhh …. Rasanya dah lama banget Ree gak berkunjung ataupun
nyetor muka ke blog ini, kalo diibaratkan dengan rumah yang mempunyai halaman, maka pasti rumput2 yang ada dihalamannya udah
pada tinggi semua, karena gak pernah keurus.
Sebenarnya sih Ree udah merencanakan kalo menulis akan dijadiin
habits, minimal saya akan menuliskan pengalaman saya tentang segala rasaku.
tapi entahlah lagi2 gagal manning. Baru nulis kalimat awal udah langsung stag,
parah!
Oya met ied adha 1433 H yah, perayaan ied hari ini gak sesedih ied
fitri kemarin yang saya merasa alone and homesick, setidaknya masih ada
anak-anak Insantama yang juga gak pulang
dan membuat suasana ramai. Apalagi setelah sholat di Botani Square tanpa
membuat janji sebelumnya, kita langsung menyerbu rumah bu Yuni di daerah
Cikaret, gak tanggung-tanggung semua rombongan ada 1 angkot (sixsense: Zizi, Fakhirah,
Fiya, Syifa, Riva, Taniya; Clover cuman Farah, Rahma dan Syafini, anak2ku
Teenation gak ada yang ikutan) hmmm jalan dengan murid2 ini Ree serasa kembali
jadi muda euyy (emang aku setua apa sih?:). Ree merasa muda karena seakan-akan
jadi mahasiswa lagi, saya teringat dulu setelah ied kita pun suka comvoi pake motor door to door ke rumah akhwat2.
Pulangnya kita membawa “Ghonimah” padahal perut juga udah kekenyangan.
Khusus buat Ree Salah satu Hobbyku adalah ngebolang alias
jalan-jalan. I like nomaden! Dari lahir sampai umur kepala 2 saya tak pernah netap melebihi 7 tahun di suatu
daerah. Saya lahir di kota Tarakan pulau Kalimantan, di kota rantau itu pula
saya menghabiskan masa kecil saya –yang sebagian besarnya sudah saya lupakan-, masuk
SD tahu2 saya sudah di kampung mama, Pinrang Sulsel, walaupun sering dilarang
main jauh tapi saya paling hobby boncengan bersepeda keliling kampung campur baur
anak laki–laki dan perempuan, tamat SD saya “terpaksa” memenuhi permintaan
kakak tuk masuk sekolah asrama, mondok di luar kabupaten, di pondok paling saya
hanya pulang 2 kali setahun dan pada liburan2 yang waktunya lebih singkat saya
lebih senang nginap di rumah teman. Masuk perguruan tinggi/kuliah saya pun harus
hijrah lagi ke kota metro Makassar, waktu kuliah Ree sudah meniatkan diri ingin
masuk di club pecinta alam biar bisa jalan-jalan dan kalau saja saya tidak
“digaet” oleh anak2 LDK dan syarikah (000)
tentu jalan2 itu akan mulus. J
Apakah dengan halqoh menghentikan hobbyku?? Hoho ternyata tidak,
saya masih ingat di liburan panjang semester 3, berdua dengan adekku yang kala
itu masih SMA kelas X kami malah mengarungi lautan ke NTB Lombok-Mataram, dan
pas balik ke Makassar saya malah pulang sendiri, padahal itu adalah pengalaman
pertamaku naik kapal gede 2 hari 2 malam
berada diantara ribuan orang. Saya sih
enjoy aja menaiki dek 1 sampai dek paling tertinggi (sambil membayangkan film Titanic wkwkwk),
melihat ikan Lumba2 saling berburu mengikuti jejak kapal, momen yang juga tak ketinggalan adalah menyaksikan
sunset dan sunrise bahkan masih sempat-sempatnya saya bincang-bincang tentang
gender dan larangan kerudung di Prancis dengan si Sadja; bule seksi asal
Prancis yang sedang keliling dunia. Atau pengalamanku naik kapal yang lebih kecil
lagi ala2 nelayan 3 hari 3 malam terombang ambing dari Maumere NTT ke pelabuhan
Bone. Waktu itu saya sudah bilang bakalan gak mau lagi naik kapal seperti itu
tapi ternyata pas ke pulau Selayar malah harus naik kapal
model2 gitu lagi weddeuuh ampuuuuuun
And now here Im, Bogor-Jawa
Barat. Saya tidak tahu sampai berapa lama saya akan bertahan disini, tapi
biasanya dalam hal job “sekedar mencari pengalaman” saya akan mematok waktu 1
tahun. Tapi entahlah bagaimana nantinya.
Saya hanya ingat perkataan iman syafi’I tentang merantau :
Orang pandai dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak kan keruh menggenang
Singa tak akan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran
Jika saja matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman
Orang-orang tidak akan menunggu saat munculnya datang
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan
Jika dibawa ke bandar berubah mahal jadi perhatian hartawan.
(Diwan Imam Asy-Syafi’i, Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i)
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak kan keruh menggenang
Singa tak akan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran
Jika saja matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman
Orang-orang tidak akan menunggu saat munculnya datang
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan
Jika dibawa ke bandar berubah mahal jadi perhatian hartawan.
(Diwan Imam Asy-Syafi’i, Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i)
Langganan:
Postingan (Atom)