29.10.12

PERANTAU-MERANTAU


PERANTAU-MERANTAU

Bogor, 26 Oktober 2012
08.00 p.m

Beuggghhh …. Rasanya dah lama banget Ree gak berkunjung ataupun nyetor muka ke blog ini, kalo diibaratkan dengan rumah yang mempunyai halaman,  maka pasti rumput2 yang ada dihalamannya udah pada tinggi semua, karena gak pernah keurus.
Sebenarnya sih Ree udah merencanakan kalo menulis akan dijadiin habits, minimal saya akan menuliskan pengalaman saya tentang segala rasaku. tapi entahlah lagi2 gagal manning. Baru nulis kalimat awal udah langsung stag, parah!
Oya met ied adha 1433 H yah, perayaan ied hari ini gak sesedih ied fitri kemarin yang saya merasa alone and homesick, setidaknya masih ada anak-anak  Insantama yang juga gak pulang dan membuat suasana ramai. Apalagi setelah sholat di Botani Square tanpa membuat janji sebelumnya, kita langsung menyerbu rumah bu Yuni di daerah Cikaret, gak tanggung-tanggung semua rombongan ada 1 angkot (sixsense: Zizi, Fakhirah, Fiya, Syifa, Riva, Taniya; Clover cuman Farah, Rahma dan Syafini, anak2ku Teenation gak ada yang ikutan) hmmm jalan dengan murid2 ini Ree serasa kembali jadi muda euyy (emang aku setua apa sih?:). Ree merasa muda karena seakan-akan jadi mahasiswa lagi, saya teringat dulu setelah ied kita pun suka comvoi  pake motor door to door ke rumah akhwat2. Pulangnya kita membawa “Ghonimah” padahal perut juga udah kekenyangan.
Khusus buat Ree Salah satu Hobbyku adalah ngebolang alias jalan-jalan. I like nomaden!  Dari  lahir sampai umur kepala 2 saya  tak pernah netap melebihi 7 tahun di suatu daerah. Saya lahir di kota Tarakan pulau Kalimantan, di kota rantau itu pula saya menghabiskan masa kecil saya –yang sebagian besarnya sudah saya lupakan-, masuk SD tahu2 saya sudah di kampung mama, Pinrang Sulsel, walaupun sering dilarang main jauh tapi saya paling hobby boncengan bersepeda keliling kampung campur baur anak laki–laki dan perempuan, tamat SD saya “terpaksa” memenuhi permintaan kakak tuk masuk sekolah asrama, mondok di luar kabupaten, di pondok paling saya hanya pulang 2 kali setahun dan pada liburan2 yang waktunya lebih singkat saya lebih senang nginap di rumah teman. Masuk perguruan tinggi/kuliah saya pun harus hijrah lagi ke kota metro Makassar, waktu kuliah Ree sudah meniatkan diri ingin masuk di club pecinta alam biar bisa jalan-jalan dan kalau saja saya tidak “digaet” oleh anak2 LDK  dan syarikah (000) tentu jalan2 itu akan mulus. J
Apakah dengan halqoh menghentikan hobbyku?? Hoho ternyata tidak, saya masih ingat di liburan panjang semester 3, berdua dengan adekku yang kala itu masih SMA kelas X kami malah mengarungi lautan ke NTB Lombok-Mataram, dan pas balik ke Makassar saya malah pulang sendiri, padahal itu adalah pengalaman pertamaku naik kapal  gede 2 hari 2 malam berada diantara ribuan orang. Saya  sih enjoy aja menaiki dek 1 sampai dek paling tertinggi  (sambil membayangkan film Titanic wkwkwk), melihat ikan Lumba2 saling berburu mengikuti jejak  kapal, momen yang juga tak ketinggalan adalah menyaksikan sunset dan sunrise bahkan masih sempat-sempatnya saya bincang-bincang tentang gender dan larangan kerudung di Prancis dengan si Sadja; bule seksi asal Prancis yang sedang keliling dunia. Atau pengalamanku naik kapal yang lebih kecil lagi ala2 nelayan 3 hari 3 malam terombang ambing dari Maumere NTT ke pelabuhan Bone. Waktu itu saya sudah bilang bakalan gak mau lagi naik kapal seperti itu tapi  ternyata  pas ke pulau Selayar malah harus naik kapal model2 gitu lagi weddeuuh ampuuuuuun
 And now here Im, Bogor-Jawa Barat. Saya tidak tahu sampai berapa lama saya akan bertahan disini, tapi biasanya dalam hal job “sekedar mencari pengalaman” saya akan mematok waktu 1 tahun.  Tapi entahlah bagaimana nantinya. Saya hanya ingat perkataan iman syafi’I tentang merantau :

Orang pandai dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang

Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak kan keruh menggenang
Singa tak akan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran

Jika saja matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman
Orang-orang tidak akan menunggu saat munculnya datang

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan
Jika dibawa ke bandar berubah mahal jadi perhatian hartawan.

(Diwan Imam Asy-Syafi’i, Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i)