15.4.11

MUSLIMAH SEJATI


Muslimah. Sebagai seorang ibu dan pengatur rumah tangga, ia melahirkan, merawat dan membimbing generasi pejuang Islam selanjutnya; sebagai seorang guru, seorang pendidik, ia membangun generasi cerdas dan berkarakter kuat; sebagai mubalighah, pejuang dakwah, ia beramar makruf nahi mungkar di masyarakat, memberi contoh yang baik bagi sekitarnya. Ia juga mengambil peran-peran penting berpengaruh lainnya di kehidupan. Muslimah juga termasuk bagian penting dalam perjuangan Islam, membantu proses pembangkitan kembali Negara Islam di dunia.
Seperti apakah Muslimah sejati? Ada beberapa kriteria khusus. Seorang pejuang Islam, Hasan al-Banna, telah merumuskan 10 kriteria Muslimah sejati. (1) Salimul ‘Aqidah. Bersih akidahnya. Muslimah sejati harus terhindar dari hal-hal yang dapat merusak akidahnya seperti kesyirikan dan kesesatan. (2) Shahihul Ibadah. Benar ibadahnya. Ibadahnya harus benar dan jauh dari kegiatan ibadah yang bersifat bid’ah. (3) Matinul Khuluq. Mulia akhlaknya. Muslimah yang buruk akhlaknya, urakan dan tidak sopan perilakunya tidak pantas disebut Muslimah sejati. Muslimah sejati tentu punya perilaku yang baik, sopan dan dapat menjaga perilakunya. (4) Qowiyul Jismi. Kuat fisiknya. Jasmani yang lemah akan menghambat kegiatan beribadah dan beramal salih . Karena itu, penting bagi Muslimah untuk menjaga badannya agar selalu sehat. (5) Mutsaqaful Fikri. Luas wawasan berpikirnya. Bagaimana ia bisa dikatakan Muslimah sejati jika ia tidak mengetahui permasalahan umat saat ini, tertinggal berita penting, dan tidak berwawasan luas? Muslimah sejati harus peka dan peduli dengan berita-berita yang sedang ramai diperbincangkan. Penting untuknya menonton televisi, mencari berita baru di internet, dan membaca buku-buku sumber pengetahuan. (6) Qadirun ‘alal Kasbi, Mampu berusaha. Muslimah yang pemalas dan tidak mau berusaha tentu tidak termasuk kriteria Muslimah sejati, bukan? Muslimah sejati seharusnya rajin dan pantang menyerah. (7) Mujahidun li Nafsihi. Bersungguh sungguh dalam jiwanya. Muslimah yang seperti ini selalu bersungguh-sungguh dan melakukan yang terbaik dalam setiap hal yang dikerjakannya. (8) Haritsun ‘ala waqtihi. Efisien dalam memanfaatkan waktunya. Di dalam Islam, waktu adalah pedang. Siapa saja yang tidak pandai memanfaatkan waktunya akan terkena ‘pedang’-nya sendiri. (9) Munazham fi Su’unihi. Tertata dalam urusannya. Masalah akan mudah diselesaikan apabila teratur dan tertata secara baik. (10) Nafi’un li Ghayrihi. Bermanfaat bagi orang lain. Sebaik-baik Muslim adalah yang bermanfaat bagi saudaranya.
Apakah kriteria-kriteria di atas sudah kita miliki? Mari perbaiki diri kita. Lengkapi kriteria-kriteria di atas. Jadilah Muslimah sejati pejuang Islam. Allahu Akbar!  rE-post cataTan ini juga sebagai Peng-muhasabah Bagi diriku... Mari bersama2 Melangkah ke muara Khusnul Khotimah...

13.4.11

KETEGARAN DAN KETABAHAN PEJUANG NERAKA

Cita-citanya hanya Satu
Untuk bisa kekal dalam NERAKA jahannam
Demi untuk bisa masuk dan kekal ke  dalam neraka jahannam
Mereka rela mengorbankan segalanya
Panas matahari mereka tempuhi
Materi mereka korbankan
Resiko masuk penjara bahkan kehilangan nyawa karena dikeroyok warga mereka tidak peduli
Demi tujuannya untuk bisa kekal dalam NERAKA

Kesabarannya dalam derita sangat kuat
Meskipun semua orang shaleh membencinya
Mereka sering dicaci
Dipermalukan bahkan polisi harus menembak mati
Namun mereka TIDAK PEDULI
Karena bayang2 panasnya API NERAKA sangat mereka rindukan

Mereka tidak pernah melalaikan kewajiban mereka
Untuk menyakiti wanita-wanita  suci
Bahkan sesekali mereka merenggut kesuciannya
Mereka sangat gigih memperjuangkan NERAKA JAHANNAM


Tetapi…..
 Mengapa AKU tidak tergerak untuk melakukan pengorbanan seperti itu untuk meraih surga?
Mereka pejuang neraka setiap hari menyebar
Dan mendapatnya korban-korbannya?
Tapi  mengapa aku yang pejuang surga  
tidak berani mencari korban untuk kubawa ke SURGA?

Penolong mereka hanya syaitan terkutuk,
Tapi mengapa mereka mampu meraih cita2nya untuk masuk  NERAKA
Dan mengapa AKU tidak sepenuh hati yakin akan meraih surga
Sedangkan penolongku adalah ALLAH

Aku  tidak sepenuh hati mengejar cita-citaku untuk menebar kebenaran
Setelah perjuangan mereka untuk  dibenci orang2 sholeh  telah berhasil
Mengapa aku justru enggan berjung supaya dibenci ORANG KAFIR  dalam kebenaran?

Mereka rela di caci karena mengajak  masuk neraka
Tapi mengapa aku malas dan takut di caci orang2 kafir
karena mengajak mereka masuk syurga?
Mereka telah menyakitiku dengan perbuatan dosanya
Tapi mengapa aku belum menyakitinya dengan perbuatan baikku?
DALAM GENGAMANMU ALLAH, AKU JUGA PASTI BISA