11.8.12

Sendiri (part one)











11 agustus 2012
12.00 p.m
Sudah sebulan (lewat 5 hari) Ree berada di kota hujan ini, Bogor. Hari2 kulalui dengan berjalan, melihat dan belajar akan banyak hal. Sebulan terakhir ini pula aku belajar “bekerja” full time, karena setahun selepas dari universitas hanya kuhabiskan dengan bekerja freelance dan sejujurnya itu sangat asyik; bekerja 2 jam sehari dan selanjutnya terserah anda mau terbang kemana setelah itu.
Tapi entah magnet apa yang mendorongku tuk melepas “kebebasanku” dan memilih terikat disini dengan waktu kerja dari pukul 7.30 hingga jam 04 sore. Gajikah? Hoho tidak juga, seperti pada umumnya nasib "Umar Bakri" begitulah gambarannya, lagian selama ini dengan kerja freelance saja sudah cukup memenuhi kebutuhan hidup sendiriku..(makan, berinfaq ,beli buku-jilbab dan jalan2) hehehe
Dunia kerja dulu dan sekarang kurasakan  sangat jauh berbeda, dulunya aku hanya menghadapi alat2 yang takkan pernah protes, karena hanya berhadapan dengan mic, mixer, playlist dsb. Paling hanya pendengar yang kadang iseng ataupun juga director yang sedikit punya complain, but it’s fine. Tak ada masalah dan yang paling asyik lagi, Ree gak perlu jaim bahkan ke studio keseringan gak *sensooorr* wkwkw.
Kerja sekarang? Hemmm sedikit agak repot, yang kuhadapi bukanlah mesin, bukan pula robot atau alat perekam yang begitu aku bersuara maka akan keluar pula suara yang sama. Tidak sama sekali.
 Yang kuhadapi dalam hari2ku sekarang adalah anak2 remaja yang sedang menjemput dunia dewasanya. Banyak ekspresi wajah, banyak celoteh dan terkadang banyak mau. Dunia yang penuh dengan bunga-bunga hehehe.
Tapi Satu hal yang kusyukuri-dan juga menjadi pertimbangan nge-job di sini- adalah mereka anak2 yang sedang tumbuh dalam proses pembinaan syakhsiyah, anak-anak para calon juara dan pemimpin masa depan umat. Dan yang membuat mereka sangat jauh berbeda dengan anak2 sebaya di luar sana.
Namun terkadang “kematangan berpikir” mereka membuatku sedikit kewalahan. Bayangkan saja apabila kita sedang berbicara di depan orang, yang kita sangat tahu bahwa orang tersebut sudah TAHU bahkan sangat mengerti topic yang sedang kita bicarakan. Tantangan berat bukan? Misalnya kita berbicara tentang pancasila dan demokrasi, ideology dsb tapi ternyata mereka juga paham tentang semuanya. 
Yuppz..Pendidikan Kewarganegaraan....deuuuhhh ampun DJ, entah mengapa sang Bozz Pak kepsek membagi jam pelajarannya buatku, parahnya Ree diberi tugas di kelas 12, penghuni yang rata2 sudah mengkaji bukunya Om Taqiyuddin An-Nabhani  bahkan sudah ada yang sampai Takattul dan Mafahim. Selain Pkn aku juga diamanahin Bahasa Arab kelas 10 dan Islamic edu.
Ala kulli haal ini adalah pengalamanku, dan mugkin akan menjadi pengalaman terbaik selama masa kerjaku di dunia mengajar ini. Karena memang pertimbangan  adalah mencari pengalaman; pengalaman dakwah, pengalaman ngajar (yang memang jurusanku waktu kuliah) dll nya.
So disinilah aku, Insantama Bogor. Aku sih masih bau kencur, di sini saja baru sebulan, ngapain aja?
·        Minggu pertama setelah tiba dari Mks (setelah ujian ini dan itu) aku langsung diikutkan Rapat Kerja semester bareng ibu dan bapak guru yang juga sangat hebat dan friendly.
·        Minggu ke-2 dan ke-3 langsung action, mengajar hoeeeyyy, teaching! Aseli harus membongkar memori yang telah karam tentang teori PROTA, PROSEM, SILABUS dan RPP. Belum lagi mempersiapkan materi ajar (thanks to Cek Gu Google), perfomence style etc. Yupppzz tidak sesimpel yang kadang orang2 pikir tentang mengajar dan mendidik. Damn it!
·        Minggu ke 4 menjadi pendamping di PERMADANI (pesantren ramadhan insantama). At Villa Gunung Geulis  Bagadelana Islamic outbound.

Di 4 minggu ini tak ada waktu tuk galau dan sebagainya. Bahkan jam 8 malam saja aku sudah terkapar, jam 10.30 baru bangun lagi.
Tapi bagaimana setelah itu?? Inilah intinya.
Sebenarnya tujuan utamaku menulis hari ini kerena ingin menghilangkan kesedihanku. Yah, aku menulis karena bersedih, sedih karena tak bisa pulang ke kampung halamanku ke pulau yang berbentuk seperti huruf “K” pulau Sulawesi.
Ketidakjelasan system transportasi  kerena tidak diatur oleh Negara (malah diserahin ke swasta)  menjadi pengkal penyebab semua ini. Transportasi adalah  kebutuhan umat, di saat mudik atau liburan seperti ini pastinya permintaan akan melonjak, dasar kapitalis yang selalu memanfaatkan tiap moment jadilah Harga tiket  melambung! (au ahhh ngelantur mode on- saking sebalnya-)
*kembali ke topic*
Hari ini, liburan ramadhan  se-insantama (intam), liburan yang lumayan panjang. 2 pekan lebih. How about my vocation?
2 jam setelah mengantar teh Elis dan krucilnya (teman serumah) sepi, sunyi dan sedih langsung hinggap di sanubari. Dan semuanya menghasilkan 1 anak sungai air mata Hehe,  kurasa aku sih memang agak lebay, biasanya di Mks aku juga tidak pulang lebaran bersama keluarga besar dikampung, bahkan terkadang di musim lebaran haji aku malah  ngebolang ke kampong teman. Menghabiskan liburan di sana.
Tapi sekarang setelah benar-benar jauh, terpisahkan oleh samudra dan jurang (uhuk..uhuk) baru kurasa indahnya kebersamaan itu, betapa tidak enaknya sendiri ditempat yang masih terasa asing. Bahasa, wajah, daerah  yang semuanya asing.
 Tapi beruntung masih ada teman sesama perantau yang juga belum pulang, so disanalah kulabuhkan kakiku.  Dia orang Padang, yang awal perkenalanku dengannya diawali dari Dumay -hingga sekarang- dan sejauh kumengenalnya dia orangnya baik, dan paling care sama yang bernama TEMAN siapapun dia, selama dirimu baik diapun tak akan menyiakanmu. (itu penilaianku) so thanks for your kindness selama ini. (jazakillah dan sarang hayeou, sarang burung, sarang walet hahahaha)


Terasa tersisih sendiri di pinggir sana
Kau tiada lagi di sampingku, berbicara menyalakan api

Ketika kau di sampingku tuturmu kuanggap bisu
Tingkahmu untukku sumbang bagi diriku

Tidak ada komentar: