Dan inilah ini!
PARE PUNYA CERITA
20. Desember 2012
07.00 p.m (Gerbong 6, 5A Economi.)
Sekarang saya berada di gerbong kereta, bermil-mil jaraknya dari kota
Bogor. Ini kali pertamanya saya naik kereta, dan tak tanggung-tanggung 16 jam
menuju Kediri-Jatim. Meski ekonomi it's not too bad lah, apalagi kami rombongan jadi suasananya selalu ceria.
08.00 a.m -(Flashtime)
Suasana di kantor masih hiruk pikuk, siang ini jadwal terakhir
pengumpulan nilai masing-masing mata pelajaran . Saya kelabakan sendiri karena
FD yang semalam saya titipin ke Icha –siswiku- hilang! FD yang berisi
nilai-nilai 3MP tuk 6 kelas.
Whaaaatz? Ilang? Rasa-rasanya semua emosiku menumpuk di ubun-ubun;
data nilai itu belum sempat saya back up dan terbayang semua hasil begadangku
berhari-hari ini akan hilang begitu saja, suasana semakin runyam ketika Dila
bolak-balik memberitahukan bahwa mobil angkot sudah siap menuju stasiun kereta.
katanya sang sopir udah siap ngamuk karena sudah menunggu 30 menit, hemm saya
juga heran kenapa mendadak begini? padahal kesepakatan berangkat ke stasiun nya
jam 12 siang tapi ternyata dimajuin jam
10 pagi.
Tiba-tiba saja terasa ada 2 tanduk yang muncul saking gemesnya. Oh
noooo….! But the panic must go on, alhamdulillah masa-masa mendebarkan itu
berlalu jua meski harus membayarnya dengan amukan sopir angkot..hehehe. just
keep silent and pay him with a double payment.
21 desember 2012
Baru tadi pagi kami sampai di kampung Inggris ini, tapi kami sudah
dikejutkan oleh inseden kecil, lepas magrib dengan becak dan sepeda akhirnya
kami membopong Indira ke RS, sejak di kereta dia memang sudah tidak enak badan, bahkan sempat mengingau. Ternyata
ia terkena typus lagi dan mengharuskannya rawat inap. Disinilah solidaritas dan
kekompakan itu dimulai, saya pun mulai membagi jadwal jaga- inap tuk di RS. Dan
juga mulai menyusun time schedule; mulai
dari jadwal baca qur’an bareng, pola makan, hingga buka laptop dan tidur yang
tak boleh lewat dari jam 10 p.m. hmmm I
was learn to become a teacher, mother and friend with them and I enjoyed it.
21-25 des 2012
Selama 4 hari ini (sebelum belajar di Elfast) kami rutin belajar
tambahan bahasa Inggris di Talent camp/ kos-kosan yang kami tempati, karena
biasanya di setiap camp, sewa kontrakan memang sudah include dengan tutor.
Dengan biaya 150.000/1 0rang/bln, saya pikir cukup murah bukan?
And as we know bahwa hampir semua tempat kursus di Pare memulai
program-program mereka pada tanggal 10 atau 25 di setiap bulannya. Hanya karena
masalah transfortasi jadi kami tiba di Pare-Kediri lebih awal. Jadinya selama 4
hari kami menghabiskan waktu berkeliling sepeda di kota yang tak ada kata
macetnya ini; survey tentang masyarakatnya, culture dan yang tak ketinggalan
kami juga mulai hunting makanan dan laundry murah tapi yang tak murahan dan
semua itu tersedia di sini.
Oya 1 hal juga yang harus diketahui bahwa Pare tak “seindah”
imagination kita, kata orang; mayoritas masyarakat di Pare -hatta pedagang
asongannya pun- bercakap dengan bahasa
Inggris. But in a fact, selama di sana saya pribadi belum pernah mendapati ada
masyarakat awam yang ngomong use in English with me. Kelebihan Pare “hanyalah”
karena di sana begitu banyak tempat-tempat kursus yang tidak pernah berhenti
mengalirkan pengunjung entah belajar tentang grammar, TOEFL atau sekedar
spending their holiday. Meskipun pastinya melihat begitu banyaknya orang yang
tertarik dengan bahasa Inggris, maka hal ini membuat suasana lebih kondusif tuk
lebih PD berbahasa. Entah di lokasi kursus atau di camp, kembali ke kesadaran
masing-masing. “ sebesar keinsafanmu, sebesar itu pulalah keuntunganmu”
25 des- 10 Jan 2012
Setelah 4 hari rehat; inilah waktu yang sebenarnya. Jam 3 pagi
Talent camp sudah riuh rendah dengan
teriakan “after you dan ba’daki” yang menandakan antrian mandi yang panjang,
apalagi kosan ini hanya dilengkapi 1 kamar mandi untuk 13 orang.
Pukul 05.15 a.m kami semua sudah siap dengan sepeda masing-masing, sambil tertawa dan membunyikan bel sepeda saling
beriringan kami menuju Elfast, tak boleh telat apalagi ini adalah pertemuan
pertama dan ruangan kelas kami juga belum ketahuan.
Program bahasa yang kami ambil cukup padat :
Basic Program 1 (BP`1) yang terdiri dari 3 kelas
·
05.30- 07.00 (with Mrs. Sylvy)
·
07.00-08.30 (with Mrs. Hadna)
·
08.30-10.00 (with Mr.Abdul)
·
13.00-14.30 (with Mrs.Arin)
·
Dan juga kelas Study Club di sore hari jam 3
atau jam 4
Kecuali
speaking Confidence Semuanya mempelajari grammar dan juga modals. Dan menurut
saya, program yang kami ambil ini kurang tepat bila focus kami ingin lancar
berbicara English, tapi itu cukup membantu bila ingin mengentaskan Ujian
Nasional, karena juga mayoritas tim yang ikut didominasi oleh siswi kelas XI.
Dan
tentang kelas speaking Confidence, saya pikir kami juga salah ambil kelas
karena memasuki kelas ini kami tinggal nyerocos aja dengan berbagai tema,
mestinya kami mengambil speaking 1 atau 2.
Tapi tak
pernah ada sesal tuk join di kelas ini, karena kami dipertemukan dengan tutor
yang amazing. Yang dipertemuan awal membuka cakrawala tentang bahasa Inggris,
bahwa untuk memulai sesuatu, just love
it at the first and never force. Dia
juga memberikan 3p power of Abdul, yang katanya bisa membuat English just a
piece of cake, hemmm isn’t it? I do know exactly but I hope it can help us to
make our English better.
10 January 2013
Dimana ada
pembelajaran pasti ada ujian begitu pun dengan elfast, apalagi yang
menginginkan sebuah pengakuan berupa sertifikat maka harus lulus meski harus
remedial berkali-kali. Di elfast ada 3 tahapan ujian;
1. Ujian
grammar 75 soal, maksimal kesalahan 20.
2. Ujian
tulis, di ujian ini 1 huruf bahkan titik komanya pun harus benar
3. Test
modal
Semua rombongan Insantama juga ujian, tapi di ujian pertama hanya 4
orang yang lulus ke ujian berikutnya, dan hingga ujian tahap ke 3 hanya 1 orang
yang lulus, tapi belum ketahuan juga di ujian Modals ini udah lulus apa gak,
karena kita keburu balik ke Bogor.
12 January 2013
It’s time
to back home! Yup waktunya tuk balik ke Bogor Insantama. Masa 3 minggu bukanlah
waktu yang sempit tuk mengukir berbagai kisah, Pare punya cerita; tentang pare
yang kampong inggris, onthelholic, tentang
keramahan penduduknya, jajanan yang murah etc. Dan saya pun melihat dan
mendengar betapa anak-anak merasa enggan tuk pulang, sebagian besar bahkan
ingin kembai lagi bila mereka liburan In another time.
Tapi tak ada
hujjah lagi, karena mereka pun sebenarya sudah ketinggalan belajar 1 minggu. So sayonara Pare. semoga apa yang didapatkan
disini berguna, so let’s speak English cos practice make perfect.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar