9.2.13

PARE PUNYA CERITA

 Sudah hampir 1 minggu ini, Ree "kucing-kucingan" dengan Pak Karebet, habisnya tiap ketemu tak lain dan tak bukan selalu "meneror" report dari PARE. Capek  kejar-kejaran akhirnya Ree yang mundur teratur mulai mengetik cerita tentang Pare itu. Entahlah ini mau dinamakan report atau catatan perjalanan pokoknya seharian ini saya hanya mengetik apa yang saya ingat.

Dan inilah ini!



PARE PUNYA CERITA

20. Desember 2012

07.00 p.m (Gerbong 6, 5A Economi.)
Sekarang saya berada di gerbong kereta, bermil-mil jaraknya dari kota Bogor. Ini kali pertamanya saya naik kereta, dan tak tanggung-tanggung 16 jam menuju Kediri-Jatim. Meski ekonomi it's not too bad lah, apalagi kami rombongan jadi suasananya selalu ceria.

08.00 a.m -(Flashtime)
Suasana di kantor masih hiruk pikuk, siang ini jadwal terakhir pengumpulan nilai masing-masing mata pelajaran . Saya kelabakan sendiri karena FD yang semalam saya titipin ke Icha –siswiku- hilang! FD yang berisi nilai-nilai 3MP tuk 6 kelas.

Whaaaatz? Ilang? Rasa-rasanya semua emosiku menumpuk di ubun-ubun; data nilai itu belum sempat saya back up dan terbayang semua hasil begadangku berhari-hari ini akan hilang begitu saja, suasana semakin runyam ketika Dila bolak-balik memberitahukan bahwa mobil angkot sudah siap menuju stasiun kereta. katanya sang sopir udah siap ngamuk karena sudah menunggu 30 menit, hemm saya juga heran kenapa mendadak begini? padahal kesepakatan berangkat ke stasiun nya jam 12 siang tapi  ternyata dimajuin jam 10 pagi.

Tiba-tiba saja terasa ada 2 tanduk yang muncul saking gemesnya. Oh noooo….! But the panic must go on, alhamdulillah masa-masa mendebarkan itu berlalu jua meski harus membayarnya dengan amukan sopir angkot..hehehe. just keep silent and pay him with a double payment.

21 desember 2012

Baru tadi pagi kami sampai di kampung Inggris ini, tapi kami sudah dikejutkan oleh inseden kecil, lepas magrib dengan becak dan sepeda akhirnya kami membopong Indira ke RS, sejak di kereta dia memang sudah tidak  enak badan, bahkan sempat mengingau. Ternyata ia terkena typus lagi dan mengharuskannya rawat inap. Disinilah solidaritas dan kekompakan itu dimulai, saya pun mulai membagi jadwal jaga- inap tuk di RS. Dan juga mulai menyusun time schedule;  mulai dari jadwal baca qur’an bareng, pola makan, hingga buka laptop dan tidur yang tak boleh lewat dari jam 10 p.m. hmmm  I was learn to become a teacher, mother and friend with them and I enjoyed it.

21-25 des 2012

Selama 4 hari ini (sebelum belajar di Elfast) kami rutin belajar tambahan bahasa Inggris di  Talent  camp/ kos-kosan yang kami tempati, karena biasanya di setiap camp, sewa kontrakan memang sudah include dengan tutor. Dengan biaya 150.000/1 0rang/bln, saya pikir cukup murah bukan?

And as we know bahwa hampir semua tempat kursus di Pare memulai program-program mereka pada tanggal 10 atau 25 di setiap bulannya. Hanya karena masalah transfortasi jadi kami tiba di Pare-Kediri lebih awal. Jadinya selama 4 hari kami menghabiskan waktu berkeliling sepeda di kota yang tak ada kata macetnya ini; survey tentang masyarakatnya, culture dan yang tak ketinggalan kami juga mulai hunting makanan dan laundry murah tapi yang tak murahan dan semua itu tersedia di sini.

Oya 1 hal juga yang harus diketahui bahwa Pare tak “seindah” imagination kita, kata orang; mayoritas masyarakat di Pare -hatta pedagang asongannya pun-  bercakap dengan bahasa Inggris. But in a fact, selama di sana saya pribadi belum pernah mendapati ada masyarakat awam yang ngomong use in English with me. Kelebihan Pare “hanyalah” karena di sana begitu banyak tempat-tempat kursus yang tidak pernah berhenti mengalirkan pengunjung entah belajar tentang grammar, TOEFL atau sekedar spending their holiday. Meskipun pastinya melihat begitu banyaknya orang yang tertarik dengan bahasa Inggris, maka hal ini membuat suasana lebih kondusif tuk lebih PD berbahasa. Entah di lokasi kursus atau di camp, kembali ke kesadaran masing-masing. “ sebesar keinsafanmu, sebesar itu pulalah keuntunganmu”

25 des- 10 Jan 2012

Setelah 4 hari rehat; inilah waktu yang sebenarnya. Jam 3 pagi Talent camp sudah riuh rendah  dengan teriakan “after you dan ba’daki” yang menandakan antrian mandi yang panjang, apalagi kosan ini hanya dilengkapi 1 kamar mandi untuk 13 orang.

Pukul 05.15 a.m kami semua sudah siap dengan sepeda masing-masing,  sambil tertawa dan membunyikan bel sepeda saling beriringan kami menuju Elfast, tak boleh telat apalagi ini adalah pertemuan pertama dan ruangan kelas kami juga belum ketahuan. 

Program bahasa yang kami ambil cukup padat :
Basic Program 1 (BP`1) yang terdiri dari 3 kelas
·         05.30- 07.00 (with Mrs. Sylvy)
·         07.00-08.30 (with Mrs. Hadna)
·         08.30-10.00 (with Mr.Abdul)
·         13.00-14.30 (with Mrs.Arin)
·         Dan juga kelas Study Club di sore hari jam 3 atau jam 4

Kecuali speaking Confidence Semuanya mempelajari grammar dan juga modals. Dan menurut saya, program yang kami ambil ini kurang tepat bila focus kami ingin lancar berbicara English, tapi itu cukup membantu bila ingin mengentaskan Ujian Nasional, karena juga mayoritas tim yang ikut didominasi oleh siswi  kelas XI.  

Dan tentang kelas speaking Confidence, saya pikir kami juga salah ambil kelas karena memasuki kelas ini kami tinggal nyerocos aja dengan berbagai tema, mestinya kami mengambil speaking 1 atau 2.

Tapi tak pernah ada sesal tuk join di kelas ini, karena kami dipertemukan dengan tutor yang amazing. Yang dipertemuan awal membuka cakrawala tentang bahasa Inggris, bahwa untuk  memulai sesuatu, just love it at the first and never force.  Dia juga memberikan 3p power of Abdul, yang katanya bisa membuat English just a piece of cake, hemmm isn’t it? I do know exactly but I hope it can help us to make our English better.

10 January 2013

Dimana ada pembelajaran pasti ada ujian begitu pun dengan elfast, apalagi yang menginginkan sebuah pengakuan berupa sertifikat maka harus lulus meski harus remedial berkali-kali. Di elfast ada 3 tahapan ujian;

1.    Ujian grammar 75 soal, maksimal kesalahan 20.
2.    Ujian tulis, di ujian ini 1 huruf bahkan titik komanya pun harus benar
3.    Test modal

Semua rombongan Insantama juga ujian, tapi di ujian pertama hanya 4 orang yang lulus ke ujian berikutnya, dan hingga ujian tahap ke 3 hanya 1 orang yang lulus, tapi belum ketahuan juga di ujian Modals ini udah lulus apa gak, karena kita keburu balik ke Bogor.

12 January 2013

It’s time to back home! Yup waktunya tuk balik ke Bogor Insantama. Masa 3 minggu bukanlah waktu yang sempit tuk mengukir berbagai kisah, Pare punya cerita; tentang pare yang  kampong inggris, onthelholic, tentang keramahan penduduknya, jajanan yang murah etc. Dan saya pun melihat dan mendengar betapa anak-anak merasa enggan tuk pulang, sebagian besar bahkan ingin kembai lagi bila mereka liburan In another time.

Tapi tak ada hujjah lagi, karena mereka pun sebenarya sudah ketinggalan belajar 1 minggu.  So sayonara Pare. semoga apa yang didapatkan disini berguna, so let’s speak English cos practice make perfect.



  

Tidak ada komentar: