Hari ini ada yang bertambah dan ada yang berkurang.
Bertambah, ya aku bertambah tua.
Berkurang, ya jatah umurku di dunia ini semakin berkurang.
Orang bilang "menjadi tua itu pasti,
menjadi dewasa adalah sebuah pilihan".
Sebenarnya
hari ini tidak ada yang spesial - bahkan terbilang sama - seperti hari -
hari lainnya.
Hanya saja hari ini Ree berusia seperempat abad, alias 25 tahun, atau 9125 hari, atau 219,000 jam,
atau 13,140,000 menit, atau 788,400,000 detik. Astaqfirulllah, ternyata sudah banyak sekali waktu yang
sudah Ree buang di dunia ini..
Kembali aku merenung, apa saja yang sudah kulakukan di tahun lalu dan apa yang akan kulakukan di tahun depan.
Kembali aku merenung, apa saja yang sudah kulakukan di tahun lalu dan apa yang akan kulakukan di tahun depan.
Sejenak aku ingat sebuah filosofi :
MENIRULAH PRIBADI ORANG KAMU YANG KAGUMI,
KARENA MENIRU ADALAH JALAN TERPENDEK UNTUK MENJADIKAN DIRI KAMU SAMA DENGAN PRIBADI YANG KAMU KAGUMI.
Kali ini, ijinkan aku meniru Mario saat berulang tahun, yakni menyampaikan perenungan singkatku atas hidupku, semoga dapat memberikan kekuatan bagi yang merasa lemah, jalan bagi yang merasa buntu, dan harapan bagi yang merasa hilang harapan.
25 tahun.Usia yang masih muda bagi sebagian orang, bahkan usia yang masih dianggap “seumur jagung”.
Tapi ada perbedaan yang kurasakan dalam setahun terakhir ini.
Ada juga perbedaan yang dirasakan oleh orang-orang disekelilingku.
Ada yang berubah...
Aku berubah.
Dulu, aku dalam manusia lamaku.
Dulu, aku sangat mengandalkan kekuatanku.
Dulu, aku selalu merasa tidak puas & bahagia.
Hingga akhirnya, aku mengalami badai hidup yang sangat besar.
Teringat saat itu, dimana tiap hari, bathin ini bergumul, bagaimana mencegah bisikan untuk lari dari kenyataan ini,
Aku berada di level terendah dalam hidupku.
Kini aku tersenyum saat mengingat pesan sebuah filsafat lagi :
“BERSYUKURLAH JIKA ENGKAU SUDAH DI LEVEL TERENDAH DALAM HIDUPMU, KARENA TIDAK ADA PILIHAN LAIN SELAIN UNTUK NAIK ”
Aku bersyukur karena pada suatu titik, aku memilih untuk berserah.
Kusadari sepenuhnya... segala kehebatanku, kepandaian & kekuatanku, sudah tidak lagi berguna.
Pada suatu titik, aku memilih untuk berserah.
Aku bersyukur, disaat ku tak mampu lagi...aku memilih kembali kepada Sang Maha Pemampu.
Kusadari kini,
Aku sebenarnya berada dalam sekolah yang disebut kehidupan.
Ada kalanya ujian itu datang, tidak lain untuk meluluskan aku naik ke tingkat yang lebih tinggi lagi.
Tak peduli usiaku,
Tingkatan yang lebih tinggi hanya bisa diraih dengan lulusnya aku saat ujian/badai datang.
Jika anda belum lulus, setua apapun aku, aku masih belum naik tingkat.
Pilihanku,
Apakah aku akan lari dari setiap badai yang menerpaku,
ataukah aku akan mencoba melewati badai dengan mengandalkan kekuatanku sendiri,
atau aku akan melewati setiap badai dengan di beri kemudahan bersama Tuhanku?
Aku, dalam manusia baruku, menyadari..
KARENA MENIRU ADALAH JALAN TERPENDEK UNTUK MENJADIKAN DIRI KAMU SAMA DENGAN PRIBADI YANG KAMU KAGUMI.
Kali ini, ijinkan aku meniru Mario saat berulang tahun, yakni menyampaikan perenungan singkatku atas hidupku, semoga dapat memberikan kekuatan bagi yang merasa lemah, jalan bagi yang merasa buntu, dan harapan bagi yang merasa hilang harapan.
25 tahun.Usia yang masih muda bagi sebagian orang, bahkan usia yang masih dianggap “seumur jagung”.
Tapi ada perbedaan yang kurasakan dalam setahun terakhir ini.
Ada juga perbedaan yang dirasakan oleh orang-orang disekelilingku.
Ada yang berubah...
Aku berubah.
Dulu, aku dalam manusia lamaku.
Dulu, aku sangat mengandalkan kekuatanku.
Dulu, aku selalu merasa tidak puas & bahagia.
Hingga akhirnya, aku mengalami badai hidup yang sangat besar.
Teringat saat itu, dimana tiap hari, bathin ini bergumul, bagaimana mencegah bisikan untuk lari dari kenyataan ini,
Aku berada di level terendah dalam hidupku.
Kini aku tersenyum saat mengingat pesan sebuah filsafat lagi :
“BERSYUKURLAH JIKA ENGKAU SUDAH DI LEVEL TERENDAH DALAM HIDUPMU, KARENA TIDAK ADA PILIHAN LAIN SELAIN UNTUK NAIK ”
Aku bersyukur karena pada suatu titik, aku memilih untuk berserah.
Kusadari sepenuhnya... segala kehebatanku, kepandaian & kekuatanku, sudah tidak lagi berguna.
Pada suatu titik, aku memilih untuk berserah.
Aku bersyukur, disaat ku tak mampu lagi...aku memilih kembali kepada Sang Maha Pemampu.
Kusadari kini,
Aku sebenarnya berada dalam sekolah yang disebut kehidupan.
Ada kalanya ujian itu datang, tidak lain untuk meluluskan aku naik ke tingkat yang lebih tinggi lagi.
Tak peduli usiaku,
Tingkatan yang lebih tinggi hanya bisa diraih dengan lulusnya aku saat ujian/badai datang.
Jika anda belum lulus, setua apapun aku, aku masih belum naik tingkat.
Pilihanku,
Apakah aku akan lari dari setiap badai yang menerpaku,
ataukah aku akan mencoba melewati badai dengan mengandalkan kekuatanku sendiri,
atau aku akan melewati setiap badai dengan di beri kemudahan bersama Tuhanku?
Aku, dalam manusia baruku, menyadari..
Hari
ini 27 Maret 2013 waktu Indonesia, aku genap berusia 25 tahun.
Seperti setahun sebelumnya, tidak ada perayaan khusus karena akupun
terkadang mengganggap biasa saja. Namun pada ultah ini aku merasa ada
satu perasaan yang berbeda. Tidak tahu sebabnya apa, yang jelas saya
merasa usia yang benar-benar ’serius’. Usia dimana aku merasa tidak bisa
‘main-main′ lagi. :) hehe *serius banget sih*
Hemm, 25 tahun... Kilas balik tentang kehidupanku selama ini.
Apa yang sudahku lakukan? Apa yang sudah kucapai? Sudahkan aku menjadi
dewasa dalam arti yang sesunguhnya? Kira-kira aku hidup berapa tahun
lagi ya? Bagaimana kehidupan
ruhiyahku? dakwahku? kehidupan dengan keluargaku? dan seterusnya. Berbagai macam pertanyaan seolah
muncul silih berganti di kepala. Jawabannya masih ada di awang-awang.
All I want to do adalah berbuat yang terbaik dalam peranku saat ini.
sebagai hamba, sebagai anak, sebagai musyrifah, sebagai pegawai,dan macam lakon lagi.
Sesungguhnya hitungan nafas telah ditetapkan, hitungan detik telah diperhitungkan.
Sebodoh bodohnya manusia adalah yang diberi modal tapi tidak digunakannya,
Sebodoh bodohnya manusia adalah yang diberi nafas tapi disia siakannya,
Sebodoh bodohnya manusia adalah yang diberi waktu tapi disia siakannya.
Sebodoh bodohnya manusia adalah yang diberi modal tapi tidak digunakannya,
Sebodoh bodohnya manusia adalah yang diberi nafas tapi disia siakannya,
Sebodoh bodohnya manusia adalah yang diberi waktu tapi disia siakannya.
Demi Allah,
sesungguhnya semakin dekat ujung kehidupanku, Hisab semakin nyata, dan
sesungguhnya Hisab Allah amatlah berat, Smoga tak kusia siakan nafasku,
tak kusia siakan waktuku, Sesungguhnya Hanya Engkaulah tujuanku.
Perjalanan hidupku, menempuh alam dunia menghabiskan waktu, yang tiada
lama.
Usia bertambah makin senja, tiada terasa tak tersadar. Semakin
dekatlah ajalku.
Ya Allah,… Berilah aku kekuatan …
Oh..Selamat ilang tahun untuk diriku sendiri dan juga buat orang-orang yang berilang tahun di hari yang sama! Heee…
:) do our best!Arina El_Huda
Room Alone, 2.55 p.m (gerimis menyapa)
2 komentar:
inspiratif... apalagi penulisnya... membuktikan analisis ku ttg pendidikan itu luas tdk terbatas hanya dikelas
Syahrul Hadi "Mujahidin"? wow aga kareba?? Domisili di mana sekarang?
Posting Komentar