Meneropong Masa Depan |
*2011*
4 tahun lalu aku masih
bimbang akankah melanjutkan sekolah tinggiku di universitas ini.
Universitas islam yang awalnya sama sekali tidak masuk dalam hitunganku;
universitas yang baru saja beralih dari sebuah institute di tahun
kelulusan High School-ku . Universitas yang tidak ingin aku masuki
karena aku sudah bosan belajar agama di pesantren sehingga aku
membutuhkan suasana yang lebih “wah”. Lebih tepatnya seperti ayam yang
baru lepas dari kandangnya
Awalnya aku lebih
memilih mendaftarkan diri di universitas negeri bergengsi dengan pilihan
jurusan yang juga kursinya menjadi rebutan, bahasa inggris.
Namun di
detik terakhir pendaftaran di universitas favorit itu tiba-tiba aku
bimbang, bagaimana jika aku tidak lulus? Sementara Aku juga tidak mau
melanjutkan perguruanku di universitas swasta. Akhirnya tanpa ditemani
dan dikawal siapa-siapa akupun mengambil formulir disana; di universitas
Bergenre Islam.
Sebulan berlalu tibalah masa
pengumuman SPMB di Koran, aku kaget tapi sekaligus bersyukur ternyata
aku lulus di dua univesitas tersebut. Kembali lagi kebimbangan yang
terjadi, which one I must choose?? Agama atau bahasa inggris?
Universitas umum atau universitas Islam? Bismillah wa bi idznillah
finally kumemilih Islamic education, pilihan yang sebenarnya sangat
berat bagi siswa yang baru saja meninggalkan bangku SMAnya, dimana
seluruh beban masa depannya dibebannya sendiri tanpa ada tempat bertanya
dan share. Jangan harap aku akan menelpon ibuku, kerena ia sepenuhnya
mempercayakan kepadaku. Bertanya ke senior? I do know where are them.
Dan lagian aku baru mempunyai handphone lagi setelah resmi manjadi maba di
semester satu. Setelah SPP dan kontrakanku lunas.
Mapping of my life; Peta hidup yang telah aku susun sejak SMA berubah
180 derajat. Aku sudah merencanakan di pendidikan S1-ku nanti, aku akan
memaksimalkan semua potensiku, menghapal vocab, mengikuti English club,
English Camp dan juga menjadi orang yang study orientied alias burengsek
(buru rangking sekali) demi menggapai cita-cita goes to abroadku di S2
nanti terbang ke Australia.Yupppz, saat itu aku sangat tergila-gila dengan Aussie, mungkin karena teman kakakq banyak dari Australia jadinya tergambarkan juga suasana disana.
Hufffh all is gone,
peta hidup yang telah kupratikkan dari buku Marwad Daud dengan
MHMMDnya lenyap sudah. Gone.
Di sisi lain dengan jurusan baruku aku belum tahu
bagaimana kedepannya nanti. Karena dari yang aku dengar, jurusan yang
aku pilih sekarang masa depannya sama sekali tidak menjanjikan alias
suram, bahkan ada juga bapak sarjana ,seniornya seniorku yang cuman
menjadi pedagang tomat di pasar.
Departeman Agama dan Dinas Pendidikan
pun yang notabene menjadi tumpuan pekerjaan selalu terdengar suara
sumbang tentangnya, apalagi jika bukan pejabat yang terlibat KKN
seperti halnya pada dinas pemerintahan lainnya.
Terus terang aku
sangat takut dengan masa depanku pada saat itu, akhirnya kurencanakan akan ikut organisasi disela2 kuliahku, aku kembali flashback, di SMA aku
sangat aktif dengan pramuka, OSIS dan pencat silat, maka organisasi yang
menurutku cocok dengan diriku adalah UKM Pecinta Alam! Bebaaaas
dan lepaaasss. But…..
“ Assalamu’alaikum”? Maba yah?
“he-eh”
“ini
dek saya mau menawarkan tiket training, temanya "be the best not be asa" sangat penting untuk adek dalam membantu memetakan masa depan dan
menemukan jati diri”
"Ohh begitu yah kak” kataku sok mengerti tapi
tidak juga menghilangkan kepolosanku sebagai seorang maba.” Saya ambil
satu kak, nanti saya juga akan mengajak teman-teman saya yang lainnya”
“ok,
syukron yah dek dan saya tunggu loh, alhamdulillah yah, ehhh maksudnya
assalamu’alaikum” pamitnya kemudian sambil menggenggam erat tanganku dan
cipika cipiki yang kemudian saya sambut dengan wajah, senyum dan leher
yang teramat kaku.*
==============
4 tahun sudah berlalu
masa-masa pencarian jati diriku, aku kembali tersenyum dan tertawa
kecil membayangkan diriku ,yang dulunya merasa keren dengan celana kargo,
kaos oblong, menenteng tas ransel sambil berpetualang ala anak-anak
mapala . Hemmm Sekarang pun aku masih suka berpetualang istilahnya "NgeBolang, aku tidak pernah
merasa canggung ketika diajak menginap di rumah teman baruku, atau berkeliling daerah
tidak pulang kampung halaman kala musim liburan tiba dan akupun kini
masih merasa keren dengan sepatu kets, baju panjang tak berpotong yang
menjuntai hingga tanah dan juga tak ketinggalan tas ransel yang
tertempel emblem “DEMOKRASI SISTEM KUFUR”
yah, Seminggu
lagi toga akan disematkan dikepalaku. Aku akan menjadi alumni
universitas islam itu, keluar dari jurusan agama yang diawal semester
tiga pun aku masih menggebu-gebu untuk pindah ke English department.
Hufffh semuanya hanya tinggal kenangan, aku bukan maba lugu lagi yang
terpesona dengan retorika senior yang terlalu membanggakan bahasa
Abharam Lincoln itu. English is the World Language, bahasa inggris adalah
bahasa dunia tapi dia bukan bahasa akhirat juga kan? Sementara tujuan akhirku
adalah akhirat.
Sehingga sekarang, dengan niat dan tekad membaja aku
lebih focus tuk membongkar kembali memory terdalamku tentang nahwu dan
sharf. Bahasa arab yang sangat kusesali kerena dulunya aku selalu menganak tirikannya sewaktu dipesantren dulu.
Tahulah diri ini bahwa umat yang terbaik ini
menjadi terbelakang Karena meninggalkan bahasa arab, tapi kenapa tak
pernah disuarakan oleh ustadz sewaktu dipesantren dulu? Sehingga
santri-santriwatinya memiliki hamasah tuk menguasainya?
Aku bersyukur
dijurusanku aku diajarkan oleh dosen-dosen tentang tafsir dan hadist
tarbawi atau cara mengunakan munjid karya A.J Wensink. Sehingga
kendala-kendala diperhalaqoan lumayan bisa kuatasi
Hee! bagaimana dengan manajeman hidupku? Apakah Aku masih takut dengan
masa depan? kusadar kelebihan dan kekurangan pastinya aku miliki,
tinggal bagaimana aku mendayagunakan semuanya sehinga menjadi big power ;
analisis S.W.O.T.
+++
Terkecuali dari keinginan orangtuaku
(sebenarnya tak pernah diucapkan sih dengan lisannya) sama sekali aku tidak
mengidamkan untuk menjadi pegawai negeri sipil. I like freelance karena
itu bermakna Freedom. Setelah aktivitas kuliah tidak sesibuk di semester
awal, aku mengajar les privat dan juga mencari pengalaman di dunia
broadcasting. Dengan sedikit modal aku pun nekat belajar bisnis
kecil-kecilan yang ide dan linknya aku dapatkan dari dunia maya. Aku
tahu berteman itu sunguh amazing (terima kasih tuk teman teman yang
telah bersedia menjadi temanku bahkan lebih dari itu) pintu rezeki,
99nya ada pada berdagang, jadi aku anggap wajar saja bila
seniornya-seniorku di jurusan tadi lebih memiih menjadi pedagang tomat
daripada mengajar muridnya dan tawuran bersamanya ! heheh
Aku
semakin meyakini ayat-ayat Allah yang dulunya kuhapal di luar kepala
tapi tak pernah kuresapi “….dan AKU akan memberimu rezeki dari arah yang
tidak pernah kau sangka-sangka”
6 bulan sebelum aku ujian meja sudah ada old friend yang menelpon
“skripsimu, cepetan dah diselesain, kalo sudah kelar ke kampungku aja yah,
ada job buatmu. Yang lainnya gak usah dipikirin, Entar tinggal aja
dirumahku. Trus nanti aku jodohin juga sama si……… (sensor)”
“hahahaha”. Ketawaku menutup perbincangan senja itu” no Answer
"Hemmmmmm gimana? ternyata dia masih menodong
-dan kembali hanya hening-
*Makassar 21 September 2011*
Di malam yang sesungguhnya keadaanku sangat bad mood, ternyata belajar nulis tidak musti tunggu mood yah? :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar